Rabu, 05 Agustus 2009

Rahasia Industri Pangan yang Kurang Dimengerti


Seiring dengan berubahnya pola pikir masyarakat tentang pangan dan kesehatan, industri pangan pun dituntut untuk selalu memberikan produk yang aman dan sehat. Namun ternyata mereka masih menyimpan rahasia yang tidak ingin diketahui konsumen.

Baru-baru ini masyarakat dihebohkan dengan isu asam lemak trans yang berbahaya bagi tubuh. Produk-produk yang berpotensi memiliki asam lemak berbahaya itu pun kemudian berlomba-lomba melakukan reformulasi dengan mencantumkan label 'bebas asam lemak trans'.

Kelihatannya konsumen dimenangkan bukan? Tapi jangan salah, meskipun dalam kemasannya tercantum demikian, tapi hal itu tidak sepenuhnya benar.

"Ketika industri pangan menyingkirkan
asam lemak trans, mereka menggantinya dengan sesuatu yang sama berbahayanya dengan asam lemak trans," ujar Sonja Connor, seorang Professor dari School of Medicine at Oregon Health & Science University in Portland, seperti dilansir MSN, Sabtu (1/8/2009).

Ketika masyarakat dialihkan dengan isu asam lemak trans, mereka mulai lupa dengan bahaya asam lemak jenuh. Kesempatan itulah yang diambil oleh industri pangan.

"Sementara asam lemak trans terus digembor-gemborkan dan dihindari, industri pangan secara diam-diam memasukkan asam lemak jenuh ke dalam produknya untuk mengganti asam lemak trans," ujar Connor.

Dalam seminarnya di Washington State Dietetic Association, Connor mengatakan bahwa ada beberapa industri pangan di Amerika yang melakukan hal tersebut, padahal telah diketahui sejak dulu bahwa asam lemak jenuh bisa menyebabkan berbagai jenis penyakit kardiovaskular dan degeneratif.

Meskipun sudah banyak juga yang tahu bahwa asam lemak jenuh berbahaya, tapi ternyata orang Amerika mengonsumsi asam lemak tersebut lima kali lebih banyak dibanding asam lemak trans.

Untuk mengatur asupan lemak dan kesehatan tubuh, The American Heart Association menganjurkan agar konsumen membiasakan membaca label informasi nutrisi dan membatasi jumlah lemak jenuh kurang dari 7 persen per total kalori harian.

Sebagai contoh, jika kebutuhan kalori Anda per hari adalah 2.000 kalori, asupan lemak jenuhnya tidak boleh lebih dari 140 kalori. Jika dikonversi, artinya batas minimum asupan lemak jenuh sekitar 16 gram per harinya.

Untuk membuat Anda lebih waspada, Food and Drug Administration pun memberikan tips yang bisa dilakukan tiap hari untuk menjaga asupan asam lemak jenuh, asam lemak trans dan kolesterol tapi tetap memenuhi kebutuhan diet yang cukup.

1. Cek Labelnya
Anda perlu mengecek label untuk membandingkan jenis-jenis makanan berdasarkan kandungan gizi dan takaran sajinya. Pilihlah makanan yang rendah lemak jenuh, trans atau kolesterolnya. Ingatkan selalu otak Anda untuk mengonsumsi makanan dengan asam lemak jenuh dan kolesterol maksimal 5 persen dari kebutuhan harian atau Daily Value (%DV). Untuk asam lemak trans, tidak ada ukuran sajinya karena memang seharusnya tidak dikonsumsi.

2. Pilih Alternatif Lemak Lainnya
Mengganti lemak jenuh dan trans dengan lemak tidak jenuh seperti yang banyak terdapat pada minyak kedelai, jagung dan jenis kacang-kacangan lainnya. Asam jenis tersebut tidak akan meningkatkan level low dencity lipoprotein (LDL) yang merupakan jenis lemak jahat bagi tubuh.

3. Pilih Minyak Sayur dan Margarin Cair
Lemak jenuh dan trans yang terdapat dalam minyak sayur dan margarin cair sangat kecil sekali ketimbang dalam margarin padat. Asal tahu saja, asam lemak trans justru terbentuk ketika margarin padat dipanaskan. Ketika proses pemanasan itulah terjadi serangkaian reaksi dan perubahan struktur asam lemak yang membentuk asam lemak trans.

4. Pilih Ikan Ketimbang Daging Merah
Daging ikan lebih sedikit mengandung asam lemak jenuh dibanding daging berwarna merah. Jenis ikan makarel, sarden dan salmon sangat baik karena mengandung omega 3 yang diketahui dapat melawan penyakit jantung.

5. Pesanlah Makanan Yang Tidak Mengandung Banyak Lemak
Ketika Anda memesan makanan, jangan lupa tanyakan lemak apa yang digunakan untuk pesanan Anda dan jika bisa pilihlah jenis makanan yang tidak digoreng, dan tidak mengandung kulit yang berlemak.

Jika Anda terlanjur menyukai makanan-makanan yang berlemak, sering-seringlah mengonsumsi kacang-kacangan, buah dan sayuran untuk mengimbangi asupan lemak di tubuh Anda.

Sumber : health.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar